KASIH IBU DI TOKO BUKU


KASIH IBU DI TOKO BUKU


Ada saja hal-hal menarik yang bisa dilihat saat pergi ke toko buku, seperti buku-buku terbaru yang selalu menarik perhatianku. Jika itu merupakan bacaan yang bagus dan harganya membuatku tersenyum (^_^), aku tak akan ragu untuk membelinya. Nah, berbicara soal berwisata ke toko buku, paling asyik ke toko buku itu bersama ibu. Selain karena otomatis yang membayar semuanya adalah ibu (hehe… ^_^), aku juga bisa meminta pendapat beliau, “ Apakah sebaiknya aku membeli buku ini atau tidak?”. Walaupun jawaban ibu semakin membuatku bingung—karena aku sering bertanya saat ibu sedang berkutat dengan buku yang akan beliau beli, aku dapat mengambil pelajaran saat itu. Ketika itulah aku belajar menentukan mana yang penting, mana yang tidak. Aku harus memilih karena aku tidak akan membuang-buang uang ibu hanya untuk membeli buku yang pada akhirnya tidak aku baca. Yaah… walaupun ibu tidak mengenal istilah ‘membuang-buang uang’ untuk keperluan membeli buku, aku tetap harus memilih.
Berbicara tentang ibu dan toko buku, tadi siang saat aku melihat-lihat deretan novel di rak novel remaja, seorang ibu berbaju dengan corak bunga-bunga dan anaknya berbaju pink menarik perhatianku. Ibu itu seperti sedang ‘mengawasi’ anaknya membeli novel. Mengawasi?? Ya, kukira begitu. Mungkin si ibu tidak ingin anaknya membaca novel yang tidak sesuai dengan usia anaknya. Sama seperti ibuku. Dulu, saat aku masih SMP—aku suka sekali membaca novel teenlit—ibu juga mengawasiku dalam memilih buku. Sampul dan judul novel menjadi perhatian utama. Jika sampul dan judulnya sudah menggambarkan hal yang tidak wajar, maka ibu berkomentar, “Novel apa itu?”, yang dengan pengertianku aku tahu ibu keberatan. Bahkan, sering kali aku harus menceritakan sinopsis buku itu terlebih dahulu untuk meyakinkan ibu bahwa novel yang aku pilih itu benar-benar bagus.
Kembali ke ibu dan anak berbaju pink tadi. Sekarang mereka sudah beranjak menuju rak novel terjemahan (*hei, aku tak sengaja mengikutinya!! -_-). Aku melihat si anak sedang menimang-nimang novel karya Enid Blyton (*Oke, kali ini karena tidak tahu apa yang akan kulakukan, aku memperhatikan gerak-gerik mereka). Si anak mungkin bingung, novel mana yang akan ia beli. Dia menunjuk-nunjuk novel yang ia pegang, kemudian mengambil novel yang lain. Lalu si ibu membaca sinopsis salah satu novel yang dipilih anaknya dan memutuskan, “Yang ini saja. Ceritanya bagus.” Dan kalau aku tidak salah dengar, si anak menjawab seperti ini, “Ya, yang ini memang sudah ada (meletakkan buku yang dipegangnya). Tapi yang ini belum (memegang novel pilihan ibunya tadi).”
“Ya sudah, berarti beli yang ini saja.” Kata ibu itu kemudian.
Mungkin itu adalah percakapan yang biasa, tetapi bagiku tidak. Saat itu sungguh terlihat si ibu peduli dengan dunia membaca anaknya. Aku kembali teringat ibuku. Beliau selalu memfasilitaskan kegemaran membacaku. Namun sayang, aku tak ingat kapan tepatnya ibu memperkenalkan dunia buku kepadaku. Aku tak ingat bagaimana pertama kalinya aku  bisa keranjingan membaca novel serial Lupus Kecil kala itu. Yang kuingat hanyalah: aku keranjingan membaca karena ibu.
Melihat ibu dan anak berbaju pink itu membuatku merasa rindu bimbingan ibu saat kami pergi ke toko buku. Dulu karena aku belum terlalu paham bagaimana menentukan pilihan novel yang pantas kubeli, ibu selalu memberikan solusi. Namun sekarang, karena aku sudah bisa berpikir sendiri, aku tidak lagi menanyakan hal itu pada ibu. Mungkin yang kupusingkan hanya soal harga buku itu, tetapi ibu selalu berkata, “Jika buku itu bermanfaat, beli saja!”
Kembali melihat ke arah si ibu dan anaknya yang berbaju pink. Entah dorongan dari mana, aku mengambil gambar mereka secara sembunyi-sembunyi. ^_^


Kasih ibu memang sepanjang masa. Ibu selalu mencari cara untuk mengungkapkan cinta kasihnya. Termasuk untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Ibu membiasakan anaknya untuk mengenal budaya membaca. Bayangkan jika seluruh ibu memotivasi anak-anaknya untuk terus membaca, tentu bangsa ini akan lebih sejahtera. Memajukan bangsa dengan mengembangkan kegemaran membaca, kenapa tidak?

KASIH IBU ADA DIMANA SAJA, TERMASUK DI TOKO BUKU  ^_^

Padang, 26 Desember 2011

Komentar

Posting Komentar