"A Thousand Splendid Suns" yang Mengiris Hati

Tampilan Sampul Novel via Aplikasi iPusnas


Lima alasan aku betah membaca "A Thousand Splendid Suns" sampai selesai:

1. Penceritaannya menyenangkan; kejadian demi kejadian banyak dideskripsikan dengan bahasa kiasan.

2. Pergantian latar waktu selalu dibuka dengan kejadian 'terkini' di Afghanistan. Aku jadi turut mengikuti peristiwa di negara merekavdari tahun 1970 hingga 2003, apakah masih ada perang, siapa yang terbunuh, golongan mana yang keluar dan masuk, apa aturan terbaru mereka, dll.

3. Menghadirkan tokoh perempuan-perempuan tangguh yang bertahan menghadapi cobaan dan batasan; berani mengambil keputusan.

4. Menjadikan peristiwa penting/fakta sejarah sebagai latar cerita. Ini membuatku lebih bersimpati saat melihat berita tentang Afghanistan, terutama tentang apa yang dialami perempuan di sana ketika Taliban berkuasa. 

5. Mengaduk-aduk perasaan dari bab pertama; jika hari ini tokoh berbahagia, belum tentu besok perasaannya sama 😭; selalu penasaran nasib tokoh kemudian.


Akhirnya berhasil menyelesaikan bacaan ini walaupun hati teriris-iris selama 11 hari 🥺 Jika saja aku mudah menangis saat membaca novel, mungkin aku akan melakukannya saat membaca "A Thousand Splendid Suns" karya Khaled Hosseini. 

Apakah kamu juga membaca novel ini? Siapa tokoh yang paling kalian sukai?

Aku: Laila ❤️

Katanya, sastra dapat mengasah rasa. Maka, baru kali inilah aku merasakannya. #AThousandSplendidSuns 

Baca novel apa lagi, ya?

Komentar