Sebuah Bacaan untuk Pembaca Usia 30-an

Novel ini kubeli saat aku berusia sekitar 20-an tahun. Namun, entah atas alasan apa, aku tidak membacanya dan akhirnya menguning di dalam kardus bersama tumpukan buku lainnya. Seingatku, saat itu aku memang belum bisa menikmati buku terjemahan. Lalu, mengapa aku mengambilnya dan membawa novel ini ke kasir. Ada beberapa alasan:

1. tertarik dengan judulnya "Book Club": sepertinya ini novel yang bercerita tentang kegiatan mendiskusikan buku. 
2. Tokohnya perempuan dan segala permasalahannya.
3. Penulisnya diberi label "New York Times Bestselling Author"
4. masih ketergantungan dengan prinsip: jika sudah masuk ke toko buku, harus membeli minimal 1 buku 

Akhirnya, novel ini baru kubaca beberapa tahun kemudian, saat aku memasuki usia 31 tahun. Dan terjawablah mengapa waktu membiarkan buku ini menguning dan tidak kubaca saat awal membelinya: novel ini merupakan bacaan dewasa.

Novel ini menghadirkan kisah rumah tangga, pilihan-pilihan hidup perempuan dewasa, dan perubahan fisik perempuan yang memasuki usia 45 tahun ke atas. Bayangkan jika aku membaca novel ini usia 20-an. Mungkin aku tidak akan betah membaca ceritanya.

***

Perasaan-Perasaan yang Muncul

Eve, Annie, Doris, Midge, dan Gabriella adalah lima wanita dalam cerita ini. Mereka tergabung dalam Klub Membaca. Latar waktu novel ini dimulai pada 1997. Dan reaksi pertamaku adalah:

Kok keren banget, tahun 1997 sudah ada klub membaca dan anggotanya perempuan!

Walaupun novel ini memiliki lima tokoh wanita penting, menurutku ceritanya tetap berporos pada Eve. Ada beberapa alasan. Pertama, Eve muncul lebih dulu dalam cerita dengan tragedi yang dialaminya: suaminya meninggal mendadak. Tragedi tersebut menjadi penyulut bagi tokoh lain untuk "menjalankan cerita". Penulis terampil sekali menghadirkan suasana duka. Kematian suami dari salah seorang sahabat ternyata bisa membuat sahabatnya yang lain merenung. Seperti, Annie yang kemudian memutuskan untuk punya anak--padahal usianya sudah tidak muda. Tragedi yang dialami Eve ternyata menjadi pencetus masalah hidup Annie di sepanjang cerita. Di waktu yang sama ternyata Gabriella mendapati suaminya di PHK; Doris yang merasa tidak dicintai suaminya; Midge yang menghadapi kesendiriannya karena tidak menikah. 

Jujur saja, awal cerita sudah membuatku merenung. Tentang suami meninggal itu membuatku--bahkan sebelum membaca novel ini--membuatku kepikiran. Dan ketika mengikuti perjalanan hidup Eve yang berusaha tangguh, mengubah gaya hidup, mengandalkan anak-anaknya membuatku berpikir: apakah aku juga akan berdaya saat hari itu juga terjadi padaku?

Kisah tokoh yang membuat aku merefleksikan diri di tengah membaca inilah yang sepertinya aku tidak bisa lepas. Aku terus penasaran dengan apa yang terjadi pada Eve. 

Selain Eve, aku juga tertarik dengan perkembangan kisah Annie. Annie merupakan sosok wanita yang berpendirian kuat--sejalan juga dengan profesinya sebagai pengacara. Di awal cerita, ia diceritakan sebagai seseorang yang punya kehidupan rumah tangga yang sempurna: suaminya sangat meratukannya. Di usiaku yang sekarang, aku tidak percaya lagi dengan kesempurnaan hidup seseorang. Kebahagiaan yang tampak dari luar bukanlah gambaran keseluruhan hidup orang lain. Syukurlah, penulis novel ini menyeimbangkan kehidupan Annie dengan konflik yang membuat penilaian tentang rumah tangga yang sempurna itu berbalik. 

Aku tidak begitu 'kepo' dengan kehidupan Gabriella dan Midge. Walaupun kedua tokoh ini perlu hadir untuk menyeimbangkan klub membaca, rasa penasaranku tidak seperti dua tokoh sebelumnya. Ibarat mengobrol, jika ada yang menyebut tentang Eve ataupun Annie, aku pasti rela menguping. Gabriella dan Midge tidak punya konflik yang terikat kuat dengan tokoh lainnya. Berbeda dengan Doris, yang pada menjelang akhir cerita, ia berkonflik dengan Annie. 

Jadi, menurutku, Eve, Annie, dan Doris cukup untuk menghadirkan jalan cerita yang menegangkan. Namun, sepertinya terlalu sepi untuk sebuah klub membaca jika hanya tiga orang.


Kehadiran Tokoh = Keseimbangan Cerita

Setiap tokoh membawa konflik yang berbeda-beda. Mereka juga tentu punya peran yang disengaja ada untuk membantu permasalahan tokoh lain. Walaupun kukatakan sebelumnya, tiga orang saja sudah membuat cerita menjadi menegangkan, bukan berarti dua tokoh perempuan lainnya tidak memiliki peran yang berarti. Di sinilah aku takjub dengan penulis—menghadirkan tokoh yang bukan sekadar tempelan.

Eve, sebagai poros cerita dan sepertinya juga poros di Klub Membaca jelas memiliki peran penting. Eve bersahabat dengan Annie. Ia menyukai sosok Annie sebagai perempuan yang tegas, tahu arah. Annie membantu Eve bangkit dari duka, mengingatkannya ketika keuangan Eve menipis sepeninggalan Tom—suami Eve.

Annie, tidak hanya terikat dengan Eve dalam cerita, tetapi juga dengan Doris. Suami Annie—John—menjadi bawahan suami Doris, R.J. Hubungan Annie dan Doris tidak begitu baik. Mereka seperti saling 'mengejek'. Namun, dari POV Dorislah deskripsi tentang Annie banyak tergambar.

Doris, wanita yang hidup kaya tetap terkungkung di dalam perannya sebagai ibu dan istri, punya peran yang tidak kalah penting. Doris bertubuh gemuk sehingga isu tentang kesehatan pada masa tua jadi bertumpu padanya. Juga isu tentang kecantikan—kesempurnaan seorang wanita di mana suami.

Gariella, seorang perawat yang harus menambah jam kerja karena suaminya di-PHK, terikat dengan Annie. Saat Annie mengatakan sedang berusaha untuk hamil, Gabriella yang mengingatkan Annie untuk ke dokter. Di dalam klub membaca, kekritisannya juga yang paling ditunggu sahabatnya.

Midge, seorang terapis seni yang memilih untuk sendiri, hampir tidak terikat dengan tokoh mana pun, kecuali saat ia menyarakan Doris untuk ikut terapi Namun, kehadiran Midge menggambarkan tentang kedewasaan: saat ia bisa berdamai dengan kehadiran ibunya dan saat ia memaafkan sahabatnya yang tidak datang ke pameran.

Menjelang akhir cerita, kelima tokoh wanita berhasil menemukan jalan keluar dari konflik masing-masing:

Eve: akhirnya memiliki pekerjaan dan memutuskan untuk kuliah kembali untuk memperbaharui pengetahuannya.

Annie: menerima kondisi bahwa ia tidak selalu kuat untuk menghadapi penderitaan sendirian

Doris: akhirnya punya keberanian untuk mengambil keputusan sendiri; menyendiri; memutuskan untuk hidup sehat

Gabriella: menyadari bahwa sebagai ibu dari empat anak—yang tidak pernah membantu pekerjaan rumah—ternyata butuh pertolongan dalam membereskan rumah.

Midge: menyadari apa yang ia sukai

Kelima wanita ini menggambarkan lima kondisi: ketangguhan, kerapuhan, keberanian, keyakinan, dan  kebebasan.

Klub Membaca: Serunya Diskusi Pascabaca

Setelah baca novel ini, jadi pengen bikin klub membaca juga! Wkwkw Klub membaca yang anggota dikit dan bersahabat dengan orang-orangnya. Pasti seru sekali setiap bulan janjian membaca buku yang sama, lalu bertemu di satu rumah secara bergiliran—seperti arisan, tapi ini lebih seru!

Bukan sekadar keinginan, tapi akan kuwujudkan. Perlahan. Untuk permulaan, aku akan melibatkan satu orang dulu; mengajaknya membaca buku yang sama pada awal bulan; mendiskusikannya lewat Zoom pada akhir bulan; merekam dan mempublikasikannya. 

Semoga terwujud!—tapi aku masih belum selesai baca bukunya 😆

***

Komentar