WHAT'S ON YOUR MIND?


Aku, Si Penuang Kata.

Apa yang kurasa tersimpan dalam aksara.

Ini. Ya, ini sebagian kata yang menjadi saksi.

Pedihnya antara luka dan bahagia.



What's on your mind?



Aku tak bermaksud membalas sakit yang pernah kurasa
Tetapi aku terjebak oleh waktu
Seakan aku memang melakukan itu

Aku tak berniat kembali menyakiti
Tetapi aku terjebak dalam kata
Seakan aku terkepung tak bisa pergi

==dewirennaewii==



Wahai, Pencuri Aksara,
Kau buat aku tak mampu berkata apa-apa
Kau buat aku bergumam dalam hati
Kau buat aku berpikir dalam sepi
Kini, bisakah kau kembalikan lagi
Untaian kataku yang kau bawa sembunyi?

==dewirennaewii==



=HARUS=

HARUSnya aku tidak mengetahuinya
HARUSnya aku tidak merasakannya
HARUSnya aku diam saja
HARUSnya aku menutup mata
HARUSnya aku tahu bahwa aku HARUS pergi segera!!

==dewirennaewii==



Lebih baik aku lupa siapa yang mencuri aksaraku
jika dengan mengingatnya saja aku sudah seperti ini. . .

==dewirennaewii==



=MAAFKANLAH=

Jika aku menyakiti maafkanlah.
Jika aku tersakiti maafkanlah.
Jika aku berdiam diri maafkanlah.
Jika aku tak tersenyum lagi maafkanlah.
Jika aku pergi maafkanlah.
Jika aku kembali maafkanlah.
Jika aku bimbang memilih maafkanlah.
Jika aku meminta maaf maafkanlah.

==dewirennaewii==



Entahlah apa namanya ini
Tak peduli
Harus kuusir ia pergi
Walau akhirnya aku kan berdiam diri
Tak ingin merasakannya lagi

==dewirennaewii==



Semalam memang tak turun hujan
Tetapi mengapa ada yang menyisakan kesedihan?
Saat kubuka jendela
Aku seperti mencium sisa-sisa hujan semalam
Cipta aroma kesedihan

==dewirennaewii==



OH GOODBYE DAYS ima
Kawari ki ga suru
Kinou made ni SO LONG
Kakkou yokunai yasashisa ga soba ni aru kara
LA LA LA LA LA WITH YOU

[Oh good-bye days, right now I’ve got the feeling that things are going to change;
so long to everything up until yesterday
An uncool kindness is at my side
~With you]

__YUI-Goodbye Days__



Dalam puisi aku ada
Dalam puisi aku sepi
Dalam puisi aku rindu
Dalam puisi aku tahu
Dalam puisi aku melihat
Dalam puisi aku diam
Dalam puisi aku berkata
Tak perlulah kau bertanya
Aku ini siapa.

==dewirennaewii==


Ah, sudahlah
Kau hanya bayangan
Namun nyatanya
Tak kuharap datang hari ini
Tak usahlah tiap detik temani hari
Tak perlulah kejar bayanganku berlari
Kutakkan tetap di sini
Karena hanya bisa kunanti
Di surga hati
Dalam ridho Ilahi

==dewirennaewii==


Monday via mobile
Bukan hendak menangkap angin
Bukan hendak membakar air
Tak ingin merasakan yang tak mungkin
Tak ingin biarkan butir-butir mengalir

#sebuahvonis

==dewirennaewii==



Monday via mobile
Kau biarkan aku kehilangan jejak seorang kawan
Di hadapanku hanya ada lawan
Kini....
Ya, tak kuingat lagi kapan terakhir kali
Juga tak ingin kuhitung hari
Berapa lama lagi?
Kau mampu hapus bayangan semu
Tak pernah kukejar
Berapa lama lagi?

==dewirennaewii==


Untuk kedua kalinya aku membacakan puisi di kelas RB. Sial !!
Mengapa harus aku...?
atau mungkin lebih tepatnya... Hm, mengapa harus....
hm, ah, sudahlah!

SIA-SIA
karya Chairil Anwar

Penghabisan kali itu kau datang
membawa karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
darah dan suci.
Kau tebarkan depanku
serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.



Hari demi hari
Kau tak tahu ada
Lembar demi lembar
Kau tak tahu aksara
Gores demi gores
Kau tak tahu luka
Tak perlu kau mencari makna
Wahai, Pencuri Aksara
Di sini tak ada cerita
Tak perlu kau kecewa
Kau takkan ikut terluka,
apalagi bahagia

==dewirennaewii==



Sabarku hanya untuk hati yang (mau) mengerti...

==dewirennaewii==



Jika hari ini sama dengan hari esok,
Entahlah apa yang harus kulakukan.
Kau mencuri aksaraku.
Jatuh berserak saat kau melangkah ragu.
Apalagi sekarang rencanamu?
Pelan-pelan tinggalkan jejak
Menuju bumi lain tempat berpijak?
Mungkin di sini
Tempat bersarang luka
Sedang kau cari bahagia

==dewirennaewii==

Komentar

Posting Komentar